Curious to know what's inside? I'll give you clue.
Here's some of SUB ROSA poems...
Wrananipun
Alasanku hari ini adalah enggan.
Tatap muka sungguh berat,
bahkan lebih dari sekarung bara.
Rupanya kita terserok,
lalu ramai-ramai masuk kotak.
Keluar saat malam tiba,
dan kelir terpasang rapih,
dengan berpuluh mata siaga.
Dari dulu sudah begitu,
kita hanya lakon belaka.
Iku ularana den kepanggih,
tahukah apa yang kau cari?
Anak Harapanku
Hari ini tanaya mati,
melompat keluar dari rahim,
dengan jantung tak berdenyut.
Bilik harapan penuh sesak,
nafas tak lagi leluasa,
Begitu banyaknya asa,
dan sedikitnya oksigen.
Lafal Lidahmu
Gilang gemilang,
dengan wangi cendana.
Nestapa dalam balutan sutera.
Pengarang bunga kata,
karamkan jantung hati.
Here's some of SUB ROSA poems...
Wrananipun
Alasanku hari ini adalah enggan.
Tatap muka sungguh berat,
bahkan lebih dari sekarung bara.
Rupanya kita terserok,
lalu ramai-ramai masuk kotak.
Keluar saat malam tiba,
dan kelir terpasang rapih,
dengan berpuluh mata siaga.
Dari dulu sudah begitu,
kita hanya lakon belaka.
Iku ularana den kepanggih,
tahukah apa yang kau cari?
Anak Harapanku
Hari ini tanaya mati,
melompat keluar dari rahim,
dengan jantung tak berdenyut.
Bilik harapan penuh sesak,
nafas tak lagi leluasa,
Begitu banyaknya asa,
dan sedikitnya oksigen.
Lafal Lidahmu
Gilang gemilang,
dengan wangi cendana.
Nestapa dalam balutan sutera.
Pengarang bunga kata,
karamkan jantung hati.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home