Subrosa Poems's Blog
Sub Rosa Poems

Saturday, May 05, 2007

Milis Komik Indonesia

Pembicaraan komik tak terduga dari acara peluncuran buku puisi “Sub Rosa” Aurelia Tiara di Kemang Aksara, 4 Mei 2007.


Ketika saya melangkah masuk ke dalam rumah, malam – malam dalam persiapan bergadang di pekerjaan, betapa terkejutnya ketika saya membaca sms dari seorang yang familiar, adik mas Sadyaksa yang sering membantu saya di masa lampau, Aurelia Tiara. Dan teringatlah saya ke masa lalu, ke acara launching “Gundala reborn” pak Hasmi di Kinokuniya yang telah lalu.“ Wah…hebat ada launching buku puisi, saya kudu datang nich.”Dan ketika esoknya saya datang ke Aksara, dimana awal acara diawali dengan suara renyah sang mc, Ingrid Widjanarko, lalu dilanjutkan pembacaan puisi oleh Wulan Guritno, kemudian diskusi dilanjutkan dengan pembahasan yang dibawakan Peggy Melati Sukma dan Joko Pinurbo mengenai isi Sub Rosa sendiri.Disini saya juga menemukan sahabat – sahabat saya yang bekerja di RCTI, Indosiar, dan Trans TV, juga rekan – rekan penulis, salah satu penulis saya kenal dari acara V for Vendetta, yaitu mbak Carolina Monteiro, sahabat Oppie Andaresta dan mbak Vivian Idris ( yang membuat seolah – olah acara itu menjadi ajang reuni saja. ^^ )

Yang membuat saya terenyuh ádalah, ketika mbak Inggrid, mas Sadyaksa, bahkan ( yang datang jauh – jauh dari Bandung ) mas Motulz, komikus Kapten Bandung, dan saya sendiri berkumpul. Lalu lantaslah kami malah membicarakan sekilas dunia komik Indonesia. Dari simbolisasi Gina oleh Gerdi, cerita kondisi kesehatan pak Hasmi sekarang di Yogyakarta oleh mas Sadyaksa, kolaborasi penulis dan komikus, pengertian Graphic Novel yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan, karena ada beberapa yang menyatakan graphic novel itu tergantung tebal halaman, sedangkan mas Motulz menyatakan Graphic Novel adalah komik yang isinya berat untuk orang dewasa, tapi saya sendiri berpendapat tentang adanya graphic novel untuk anak – anak”, lalu di tengah diskusi yang memanas itu, mbak Ingrid sempat terpesona dengan edisi khusus komik Tintin yang menurut saya desainnya sangat menarik dan eye catching. Mbak Inggrid sendiri memberi semangat dan masukan untuk dunia komik Indonesia. Itulah yang membuat saya terenyuh, dan terus teringat sampai saat saya menulis ini, setelah perdebatan yang menurut saya cukup sangat singkat itu, tapi padat, sampai kami kembali ke acara semula , yaitu “Sub Rosa” dari Aurelia Tiara. Dan mas Sadyaksa kembali sibuk memotret foto dokumentasi dari acara launching tersebut.

Mengenai “Sub Rosa” yang mempunyai arti di bawah bunga mawar, yaitu istilah untuk situasi di mana pembicaraan bersifat rahasia ketika digantungkan bunga mawar pada pintu ruang pertemuan. Dengan puisi – puisi romantis bertemakan cinta, rasanya saya tenggelam dalam angan – angan…entah apa mimpi saya…bahkan ketika saya sejenak menutup mata dalam alunan irama salah satu puisi Tiara “Lapisan Ketiga” yang dibacakan mas Butet Kertaredjasa ( semoga sukses ya di acara festival nusantara di Brisbane nanti ^^ ).

“Tulisan ini juga menjadi dokumentasi pers Kampus Mahasiswa Trisakti sebagai pelengkap Press Release resmi Peluncuran buku puisi “Sub Rosa”

oleh Indri Maria ( India ) Mahasiswa semester delapan DKV FSRD Trisakti

0 Comments:

Post a Comment

<< Home