« Banjir Puisi di Stasiun ! »
Kerap menjadi latar perjalanan cinta lewat kisah-kisah perjumpaan dan perpisahan, stasiun begitu dekat dengan puisi. Ada yang datang, pergi, sekadar lewat. Ada yang singgah untuk menetap atau hilang tak kembali. Ada yang riuh di dalam sepi. Ada yang sunyi di tengah keramaian. Rasa yang pribadi hadir di ruang yang begitu terbuka sehingga diam-diam terbagi secara komunal. Mungkin inilah sisi puitis kehidupan urban dan sisi urban dari emosi bernama cinta.
CCF Jakarta bersama Komunitas Puisi BungaMatahari (BuMa) telah mempersiapkan sejuta kejutan puisi untuk masyarakat Jakarta. Dari cinta pertama hingga cinta yang menghanyutkan, dari cinta monyet hingga cinta buta, dari cinta sejati hingga cinta mati… Perubahan perasaan dari sebuah puisi dapat terjadi dengan mengikuti interpretasi dari para penyair atau para pembaca. Hanya untuk sebuah puisi yang tak pernah mati!
Melanjutkan edisi-edisi terdahulu dengan fokus pada kembalinya puisi ke ruang publik, Bulan Puisi ke-9 akan menjadi momen untuk masyarakat luas saling berbagi kesenangan membaca puisi. Tujuannya hanya satu: agar puisi dapat berpindah tangan, disebarluaskan, dibaca, ditulis, dibicarakan, dinyanyikan. Perayaan ini diselenggarakan secara serentak oleh Pusat Kebudayaan Prancis di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
BuMa dan CCF Jakarta sebelumnya juga akan membagikan permen ke berbagai penjuru kota. Pada bungkus permen tertempel selembar kertas berisi kampanye kegiatan BuMa dan CCF Jakarta. Permen-permen "Banjir Cinta" ini dibagikan beberapa minggu sebelum acara Banjir Cinta berlangsung. Pada hari Sabtu pagi pukul 10.00, 17 Maret 2007 CCF Jakarta bersama BuMa akan membanjiri Stasiun Gambir dengan puisi. Pengguna jasa kereta api pagi itu akan diberi kejutan manis berupa pembacaan puisi oleh anggota BuMa, musikalisasi puisi, pameran foto dan visualisasi puisi serta poster-poster puisi yang ditempel di pilar-pilar stasiun.
Gratiagusti Chananya Rompas, penggagas Komunitas Puisi BungaMatahari mengatakan, ”Cara-cara baru dalam berpuisi sangat diperlukan untuk mengakrabkan masyarakat dengan puisi. Contohnya adalah kegiatan di wilayah publik dan kolaborasi dengan bentuk-bentuk kesenian selain puisi. Ini akan menghasilkan karya-karya yang tidak hanya menghibur dan menyegarkan, tetapi mampu menggugah masyarakat kota yang seringkali terlalu sibuk untuk sekadar mengekspresikan perasaan cinta.”
Adapun rangkaian acara pada hari Sabtu, 17 Maret 2007 di Stasiun Gambir adalah sebagai berikut:
Pembacaan Puisi
Sejumlah anggota Komunitas Puisi BungaMatahari, termasuk Aurelia Tiara (penulis buku kumpulan puisi ”Sub Rosa") dan Johannes Sugianto (penulis buku kumpulan puisi ”Di Lengkung Alis Matamu”)
Pameran Karya Visual
Henry C. Widjaja (instalasi foto-puisi)
Sejumlah anggota dari sebuah komunitas urban art (graffiti-puisi)
Musik & Musikalisasi Puisi
Kuartet Otak and Chair
Kami juga memberikan kesempatan bagi siapa pun yang ingin tampil membacakan puisi. Silakan hubungi panitia atau langsung datang saja ke Stasiun Gambir.
Mari kita banjiri stasiun dengan puisi dan ciptakan bencana yang manis di hati.
Banjir salam,
CCF Jakarta dan Komunitas Puisi BungaMatahari