Subrosa Poems's Blog
Sub Rosa Poems: May 2007

Thursday, May 31, 2007

Radio to Radio

Setelah dua minggu yang lalu Sub Rosa Poems sempat mampir ke GMHR-nya Hard Rock FM bersama Steny dan Panji, akhirnya kemarin sore salah satu PR terselesaikan lagi. Sub Rosa Poems kembali menemani para pendengar yang mungkin sedang menikmati kemacetan jalan raya, mungkin ditambah snack dan kopi/teh sebagai pelengkap.

Bersama Sarah selaku penyiar dan produsernya Hanny, Sub Rosa Poems mengisi acara bincang-bincang dengan tema 'Puisi dan Autan' di radio Mustang 88.0 FM. Terima kasih untuk yang berpartisipasi dan beruntung mendapatkan dua buah buku Sub Rosa Poems secara cuma-cuma.

Thursday, May 10, 2007

Kapanlagi.com - Setelah berkeliling ke sejumlah kota guna meluncurkan buku puisinya Sub Rosa, penyair belia Aurelia Tiara Widjanarko, 24, mengenalkan karyanya khusus bagi publik Jakarta, Jumat (4/5) malam.

"Sub Rosa artinya di bawah bunga mawar, yaitu istilah untuk situasi di mana pembicaraan bersifat rahasia ketika digantungkan bunga mawar pada pintu ruang pertemuan," kata Tiara dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Jumat (4/5) malam.

Buku setebal 174 halaman itu secara umum bertutur tentang cinta, yang dikelompokkan dalam enam bagian yakni penemuan rasa, penjajakan, rindu, klimaks, ingkarm dan ikhlas. Masing-masing bagian itu dipisahkan dengan foto-foto artistiknya dalam balutan gaun panjang tanpa lengan.

Uniknya, meski bertutur tentang cinta, namun Tiara tak menggunakan kata-kata yang indah dan puitis untuk menggambarkannya.

"Yang terpenting adalah kejujuran, dan bisa membuat orang yang membaca tergugah atau teringat pernah merasakan hal serupa," ujarnya.

Dalam buku puisinya, Tiara yang keponakan artis Inggrid Widjanarko ini menyisipkan pula kata-kata berbahasa asing seperti Bahasa Latin dan Bahasa Jawa yang dengan sengaja tak diberinya keterangan arti.

Penyair terkenal asal Yogyakarta, Joko Pinurbo, yang malam itu diundang untuk membahas puisi-puisi Sub Rosa mengungkapkan penyair yang lulus pendidikan Strata-1 dengan predikat summa cum laude ini memiliki orisionalitas karya.

"Yang paling istimewa, saya tidak bisa melacak jejak penyair-penyair sebelumnya dalam karya Tiara," katanya.

Pria yang akrab disapa Jopin (Joko Pinurbo) ini mengungkapkan sebagian besar penyair muda seringkali terinspirasi oleh penyair-penyair terkenal yang dikaguminya. Inspirasi itu akhirnya ikut larut larut dalam karya-karya penyair baru itu.

"Dia memiliki estetika tertentu yang menjadi acuan dan belum terkontaminasi estetika penyair senior," tambahnya.

Keliling Kota

Jakarta bukanlah yang pertama menjadi sasaran Tiara mempublikasikan karyanya. Sebelumnya, buku yang diterbitkan oleh PT Vieramedia ini telah dikenalkan pada publik yang tergabung dalam komunitas-komunitas baca puisi maupun prosa. Kota-kota yang sudah dikunjungi adalah Bandung, Surabaya, Semarang, Bali.

"Karena waktu itu belum selesai S-2 saya, belum kepikiran untuk undang teman-teman di Jakarta. Peluncuran saya lebih banyak ke komunitas-komunitas," kata lulusan S-1 FISIP Universtas Pelita Harapan ini.

Buku kumpulan puisi ini ditulisnya dalam kesibukan menyelesaikan kuliah S-2 di Prasetya Mulya Business School dengan konsentrasi Management Finance.

Dengan dibantu orang tuanya, sekitar 100 puisi dari 1.000 lebih jumlah tulisan Tiara di blog-nya, akhirnya diterbitkan dalam Sub Rosa. (*/boo)

Sunday, May 06, 2007

Aurelia Tiara Widjanarko
Oleh: Johannes Sugianto pada Jum, 04/05/2007 - 11:19.



Aurelia Tiara Widjanarko atau akrab dipanggil dengan Tiara lahir di Jakarta , 18 Juni 1983. Saat ini Tiara bekerja sebagai dosen di Universitas Pelita Harapan. Perempuan muda yang baru saja meluncurkan buku puisi dengan judul "Sub Rosa" . Dalam buku yang bertemakan cinta, Tiara mengelompokkan puisinya dalam 6 bagian. Penemuan rasa, penjajakan, rindu, klimaks, ingkar, dan ikhlas. Semuanya menggambarkan pembabakan dalam kisah cinta. Masing-masing bagian ini ditandai dengan hadirnya foto-foto yang artistik, dengan Tiara sebagai modelnya. Berikut lebih jauh tentang Tiara bersama Johannes Sugianto, sebuah percakapan (bisa diakses melalui http://www.puitika.net/content/1223).

Saturday, May 05, 2007

Sub Rosa Poems Launching

taken by Reinaldo
Milis Komik Indonesia

Pembicaraan komik tak terduga dari acara peluncuran buku puisi “Sub Rosa” Aurelia Tiara di Kemang Aksara, 4 Mei 2007.


Ketika saya melangkah masuk ke dalam rumah, malam – malam dalam persiapan bergadang di pekerjaan, betapa terkejutnya ketika saya membaca sms dari seorang yang familiar, adik mas Sadyaksa yang sering membantu saya di masa lampau, Aurelia Tiara. Dan teringatlah saya ke masa lalu, ke acara launching “Gundala reborn” pak Hasmi di Kinokuniya yang telah lalu.“ Wah…hebat ada launching buku puisi, saya kudu datang nich.”Dan ketika esoknya saya datang ke Aksara, dimana awal acara diawali dengan suara renyah sang mc, Ingrid Widjanarko, lalu dilanjutkan pembacaan puisi oleh Wulan Guritno, kemudian diskusi dilanjutkan dengan pembahasan yang dibawakan Peggy Melati Sukma dan Joko Pinurbo mengenai isi Sub Rosa sendiri.Disini saya juga menemukan sahabat – sahabat saya yang bekerja di RCTI, Indosiar, dan Trans TV, juga rekan – rekan penulis, salah satu penulis saya kenal dari acara V for Vendetta, yaitu mbak Carolina Monteiro, sahabat Oppie Andaresta dan mbak Vivian Idris ( yang membuat seolah – olah acara itu menjadi ajang reuni saja. ^^ )

Yang membuat saya terenyuh ádalah, ketika mbak Inggrid, mas Sadyaksa, bahkan ( yang datang jauh – jauh dari Bandung ) mas Motulz, komikus Kapten Bandung, dan saya sendiri berkumpul. Lalu lantaslah kami malah membicarakan sekilas dunia komik Indonesia. Dari simbolisasi Gina oleh Gerdi, cerita kondisi kesehatan pak Hasmi sekarang di Yogyakarta oleh mas Sadyaksa, kolaborasi penulis dan komikus, pengertian Graphic Novel yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan, karena ada beberapa yang menyatakan graphic novel itu tergantung tebal halaman, sedangkan mas Motulz menyatakan Graphic Novel adalah komik yang isinya berat untuk orang dewasa, tapi saya sendiri berpendapat tentang adanya graphic novel untuk anak – anak”, lalu di tengah diskusi yang memanas itu, mbak Ingrid sempat terpesona dengan edisi khusus komik Tintin yang menurut saya desainnya sangat menarik dan eye catching. Mbak Inggrid sendiri memberi semangat dan masukan untuk dunia komik Indonesia. Itulah yang membuat saya terenyuh, dan terus teringat sampai saat saya menulis ini, setelah perdebatan yang menurut saya cukup sangat singkat itu, tapi padat, sampai kami kembali ke acara semula , yaitu “Sub Rosa” dari Aurelia Tiara. Dan mas Sadyaksa kembali sibuk memotret foto dokumentasi dari acara launching tersebut.

Mengenai “Sub Rosa” yang mempunyai arti di bawah bunga mawar, yaitu istilah untuk situasi di mana pembicaraan bersifat rahasia ketika digantungkan bunga mawar pada pintu ruang pertemuan. Dengan puisi – puisi romantis bertemakan cinta, rasanya saya tenggelam dalam angan – angan…entah apa mimpi saya…bahkan ketika saya sejenak menutup mata dalam alunan irama salah satu puisi Tiara “Lapisan Ketiga” yang dibacakan mas Butet Kertaredjasa ( semoga sukses ya di acara festival nusantara di Brisbane nanti ^^ ).

“Tulisan ini juga menjadi dokumentasi pers Kampus Mahasiswa Trisakti sebagai pelengkap Press Release resmi Peluncuran buku puisi “Sub Rosa”

oleh Indri Maria ( India ) Mahasiswa semester delapan DKV FSRD Trisakti

Wednesday, May 02, 2007

by Inksomnia design